This blog is the fantastic one. You can get many informations, knowledges, and any more. I hope you are learned and amused by this fantastic blog. And then follow me too, OK? :)

Wednesday 20 March 2013

Contoh Laporan Eksperiment


BIOLOGY TASK
Oleh :
* Riska Jayanti (13/VIIIB)
* Senza Fiorensa (16/VIIIB)
* Sons Bima Nusantara (19/VIIIB)
* Widyaningsih (22/VIIIB)

UJI AMILUM HASIL FOTOSINTESIS
I.             Tujuan
Untuk membuktikan secara langsung bahwa fotosintesis menghasilkan amilum atau zat tepung.

II.           Alat dan Bahan
1.       Gelas Kimia
2.       Petridish
3.       Lampu Spritus
4.       Kaki Tiga
5.       Kertas Karbon/Timah
6.       Tabung Reaksi
7.       Penjepit Kertas
8.       Pipet Tetes
9.       Air
10.    Lugol/Yodium
11.    Alcohol 70%
12.    Daun

III.         Cara Kerja
1.   Sebelum matahari terbit, tutup bagian tengah daun dengan menggunakan kertas karbon, jepit dengan penjepit kertas. Biarkan daun terkena sinar matahari. (kondisi daun masih berada pada tanaman hidup)
2.   Keesokan harinya, setelah daun terkena cahaya matahari beberapa lama, petiklah daun tersebut dan gunting menjadi dua bagian.
3.   Masukan kedua potongan daun ke dalam air mendidih hingga lunak.
4.   Ambil daun tersebut dengan menggunakan pinset kemudian masukkan ke dalam alcohol panas sampai warna hijaunya hilang.
5.   Angkat dan tiriskan kedua macam daun tersebut di atas petridish dan tetesilah daun tersebut dengan larutan lugol.
6.   Amati perubahan warna yang terjadi.
IV.          Hasil Pengamatan
Keadaan Daun
Warna Daun Setelah
Direbus dalam Air
Direbus dalam Alkohol
Ditetesi Lugol
Ditutup Kertas Karbon
Menjadi Layu
Menjadi Putih/Pucat
Tidak Timbul Bercak Ungu
Tidak Ditutup Keras Karbon
Menjadi Layu
Menjadi Putih/Pucat
Timbul Bercak Ungu

V.           Analisis dan Kesimpulan
1.   Apakah tujuan daun direbus dalam air mendidih? Mematikan sel daun.
2.   Jelaskan fungsi alcohol dan lugol dalam percobaan tersebut! Melarutkan klorofi dan untuk menguji kandungan amilum.
3.   Bandingkan kedua potongan daun setelah ditetesi lugol. Apakah perbedaannya? Pada daun yang tidak ditutupi kertas karbon akan timbul bercak ungu, pada yang ditutupi kertas karbon tidak timbul bercak ungu.
4.   Berdasarkan percobaan, daun mana yang melakukan fotosintesis? Yang tidak ditutup kertas karbon.
5.   Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini? Fotosintesis menghasilkan amilum.

UJI GAS HASIL FOTOSINTESIS

I.             Tujuan
Mengamati hasil fotosintesis berupa gas.

II.           Alat dan Bahan
1.   Gelas kimia 2 buah
2.   Tabung reaksi 2 buah
3.   Corong kaca 2 buah
4.   Air
5.   Hidrylla

III.         Cara Kerja
1.   Rangkailah alat, buat 2 rangkaian A dan B.
2.   Letakkan alat A di tempat gelap dan B di tempat terang yang terkena cahaya matahari. Biarkan selama 30 menit.
3.   Amatilah rangkaian alat tersebut.

IV.         Hasil Pengamatan
No.
Tabung
Keterangan
1
A (di tempat gelap)
Tidak timbul gelembung udara
2
B (di tempat terang)
Timbul gelembung udara

V.           Analisis dan Kesimpulan
1.   Kapan gelembung-gelembung gas mulai naik? Dan rangkaian A atau B? Saat berfotosintesis atau saat ada cahaya, pada rangkaian B.
2.   Dapatkah percobaan berlangsung di tempat gelap tanpa sumber cahaya? Jelaskan! Tidak, karena tanpa cahaya tumbuhan tidak dapat berfotosintesis.
3.   Gas apa yang dihasilkan dalam proses tersebut? Oksigen.
4.   Apa kesimpulan dari kegiatan di atas? Fotosintesis menghasilkan oksigen.



Contoh Tugas


TUGAS BAHASA INDONESIA
MERINGKAS BUKU ILMU PENGETAHUAN POPULER BERJUDUL
“TERUMBU KARANG”

Penulis        : Dr. Adhyaksa Dault, M.Si.
Cetakan      : Pertama tahun 2009
Penerbit      : PT Citra Aji Parama

Penyusun :
Kelompok II
Amalia Uswatun Khasanah (VIIIB/01)
Amin Nur Annisa (VIIIB/02)
Senza Fiorensa (VIIIB/16)
Sons Bima Nusantara (VIIIB/19)
Widyaningsih (VIIIB/22)

Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Purworejo
Jalan Mardihusada 3 Kutoarjo, 54212
Tahun Pelajaran 2012/2013
Kata Pengantar
            Beribu kata syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan, dicurahkan, dan disemaikankan-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelasaikan tugas ini dengan lancar dan tanpa halangan di sepanjang proses penyusunannya.
            Banyak pihak yang telah turut serta membantu penyusun dalam penyusunan tugas ini melalui saran, opini, ataupun bantuan lain yang sangat berharga dan bermanfaat. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Keluarga tercinta, yang selalu mendukung dan memotivasi saya,
2.      Bapak Wijatmoko, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia anugrah dari Allah SWT sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia  yang baik dan siap memberikan keterangan dan saran,
3.      teman-teman di kelas VIII B,
4.      dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam tugas ini. Untuk itu, penyusun mohon maaf dan menerima dengan lapang hati komentar, saran, ataupun kritik yang konstruktif dari pembaca.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi siswa pada umumnya dan pembaca-pembaca.


Purworejo, Februari 2013
Penyusun


Daftar Isi
COVER ………………………………………………………………………….   i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….   ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………    iii
1.      Kekayaan Laut Indonesia ………………………………………………   1
2.      Mengenal Terumbu Karang ……………………………………………   1
3.      Ekosistem Terumbu Karang ……………………………………………  1
4.      Proses Terbentuknya Terumbu Karang ……………………………….  2
5.      Perkembangbiakan Terumbu Karang …………………………………  2
6.      Tempat Hidup Terumbu Karang ……………………………………....   2
7.      Jenis Terumbu Karang ………………………………………………….  3
8.      Tipe Terumbu Karang …………………………………………………..  4
9.      Manfaat Terumbu Karang …………………………………………..….  4
10.  Indonesia Sebagai Pusat Terumbu Karang Dunia ………………..…..   4
11.  Segitiga Terumbu Karang ………………………………………..……..  5
12.  Kerusakan terumbu karang karena manusia …………………..……..   5
13.  Kerusakan Terumbu Karang karena Alam …………………………..   5
14.  Dampak Pemanasan Global bagi Terumbu Karang ……………….....   6
15.  Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang ………………..…..   6
16.  COREMAP ………………………………………………………..……..  6
17.  Pengendalian Kerusakan Terumbu  …………………………..………..  7
18.  Ecoreef …………………………………………………………..………..  7
19.  Tranplatasi Karang …………………………………………..………….  7
20.  Pelestarian Terumbu Karang ……………………………..…………….  8

Judul Buku                : Terumbu Karang
Penulis                        : Dr. Adhyaksa Dault, M.Si.
Cetakan                      : Pertama Tahun 2009
Penerbit                      : PT Citra Aji Parama
Ringkasan Buku       :

1.      Kekayaan Laut Indonesia.

Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Pulau-pulau di Indonesia berjumlah 17.504 dengan garis pantai terpanjang di dunia, yakni 81.000 km. Luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta km2.
Beberapa hal yang berkaitan dengan terumbu karang diperlukan untuk menambah informasi, pengetahuan, dan kecintaan pada kekayaan laut. Diharapkan dengan upaya simultan yang dilakukan semua pihak, terumbu karang “menghasilkan” ikan. Lebih banyak terumbu karang berarti lebih banyak ikan.

2.      Mengenal Terumbu Karang.
Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Terumbu karang menghasilkan berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan kerang mutiara.
Terumbu karang adalah sekumpulan polip hewan karang yang bersimbiosis dengan zooxanthellae (Alga bersel satu yang hidup di polip karang).
Kelestarian kehidupan terumbu karang akan menjamin kelangsungan hidup seluruh biota di                      dasar laut. Pelestarian dan penyelamatan terumbu karang harus menjadi perhatian dan prioritas pembangunan bidang kelautan Nusantara.

3.      Ekosistem Terumbu Karang.

Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang sangat kompleks. Terumbu karang merupakan gudang keanekaragaman hayati laut yang sangat menguntungkan manusia.
Ekosistem terumbu karang dibangun oleh biota laut. Biota ini meliputi hewan karang penghasil kapur/kalsium karbonat (CaCO3), alga berkapur, organisme lain yang mengeluarkan kapur, dan beragam plankton dan nekton.

4.      Proses Terbentuknya Terumbu Karang.

Terumbu karang tergolong struktur hidup yang terbesar di dunia. Perlu waktu berjuta tahun untuk sampai ke bentuk terumbu karang yang seperti sekarang.
Hewan karang batu yang tergolong scleractinia dengan kerangka terbuat dari bahan kapur adalah pembentukan utama ekosistem terumbu karang.
Simbiosi mutualisme terjadi karena zooxanthellae melalui fotosintesis menghasilkan energi dan oksigen yang dibutuhkan hewan karang.
Hewan karang hanya mampu membentuk karang setinggi 1 cm selama satu tahun.

5.      Perkembangbiakan Terumbu Karang.

Perkembangbiakan karang dilakukan dengan dua cara, yaitu reproduksi aseksual dan seksual.
Reproduksi seksual terjadi pada saat sel telur menghasilkan larva (planula).
Siklus reproduksi karang:
1.      Telur dan sperma dilepaskan ke kolom perairan, fertilisasi menjadi zigot terjadi di permukaan air.
2.      Zigot berkembang menjadi planula kemudian mengikuti pergerakan air. Bila menemukan dasaran yang sesuai, planula akan menempel di dasaran tersebut.
3.      Planula akan tumbuh menjadi polip, terjadi klasifikasi membentuk koloni karang, tetapi karang soliter tidak membentuk koloni.

6.      Tempat Hidup Terumbu Karang.

Terumbu karang tidak dapat hidup di sembarang tempat. Pertumbuhan terumbu karang sangat ditentukan oleh suhu dan salinitas air laut.
Terumbu karang hanya dapat hidup secara optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-250C dengan salinitas normal 32-35 %.
Perkembangan terumbu karang juga ditentukan oleh penetrasi sinar matahari dan besar tidaknya gelombang. Penyinaran matahari yang dapat masuk hingga kedalaman ideal 25 m dan maksimal 75 m akan membantu terumbu karang berfotosintesis.
Terumbu karang lebih suka hidup di perairan dengan arus gelombang yang besar karena dapat menyuplai air segar, oksigen, dan plankton. Tetapi gelombang yang terlalu besar seperti tsunami justru akan merusak terumbu karang.
Berdasarkan letaknya, terumbu karang dibedakan menjadi tiga yaitu:
1.      Fore reef yang berhadapan langsung dengan laut lepas.
2.      Reef flat di perairan yang relatif dangkal dan terkena sinar matahari.
3.      Back reef terletak di belakang reef flat.

7.      Jenis Terumbu Karang.

Secara garis besar karang terbagi menjadi dua jenis, yaitu karang lunak dan karang keras/batu.
Karang lunak yang berbentuk seperti tanaman tidak bersimbiosis dengan alga. Karang keras dibentuk oleh zat kapur yang dihasilkan oleh polip. Karang keras bersimbiosis dengan alga.
Ragam terumbu karang yang hidup dan berkembang di laut:
1.      Acropora cervicornis, jenis terumbu karang yang tersusun dari cabang-cabang silindris berbentuk pipa.
2.      Acropora elegantuna, jenis terumbu karang yang berbentuk seperti semak.
3.      Acropora acuminate, bercabang dan ujung cabangnya lancip.
4.      Acropora micropthalma, terumbu karang yang luas koloninya dapat mencapai 2 m2.
5.      Acropora millepora, jenis terumbu karang yang berbentuk bantalan dengan cabang pendek seragam.
6.      Acropora rosaria, berbentuk semak dan pada cabang utama mempunyai cabang sekunder.
7.      Acropora latistella, jenis terumbu karang yang berbentuk korimbosa atau bergumpal.




8.      Tipe Terumbu Karang.


Berdasarkan proses terbentuknya:
v  Terumbu karang tepi (fringing reef), yaitu terumbu karang yang tumbuh di pesisir pantai pulau-pulau besar.
v  Terumbu karang penghalang (barrier reef), yaitu terumbu karang yang terletak jauh di lepas pantai dan di pisahkan oleh laut dengan kedalaman hingga 75 m.
v  Terumbu karang datar (patch reef), yaitu terumbu karang yang berbentuk lingkaran dan muncul di belakang karang penghalang.
v  Terumbu karang cincin/atol (atoll), yaitu terumbu karang yang terbentuk dari tenggelamnya pulau vulkanik.
Berdasarkan bentuk koloninya:
v  Tipe padat.
v  Tipe bercabang.
v  Tipe daun.
v  Tipe meja.

9.      Manfaat Terumbu Karang.

Terumbu karang potensial dijadikan sumber protein bagi masyarakat maupun mata pencaharian bagi nelayan. Selain itu, terumbu karang mampu menahan dan mencegah energi gelombang laut. Abrasi dan kerusakan pesisirpun dapat terhindarkan apabila terumbu karang terawatt baik.
Kandungan bahan kimia dalam terumbu karang dapat dijadikan bahan pembuat obat-obatan dan kosmetik bagi manusia. Bagi para peneliti, beragam ikan dan organisme laut, dan zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang dapat dijadikan laboratorium laut.

10.  Indonesia Sebagai Pusat Terumbu Karang Dunia.

Terumbu karang yang ada di dunia memiliki luas kurang lebih 617.000 km2. Terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia berada di sekitar Sulawesi, Bali dan Lombok, Papua, Pulau Jawa, Kepulauan Riau, dan pantai Barat Sumatra. Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat merupakan kepulauan dengan jumlah jenis terumbu karang tertinggi di dunia. Kurang lebih 75%.

11.  Segitiga Terumbu Karang.

Segitiga Terumbu Karang (The Coral Triangel) sangat popular dan sering disebut Amazon of the Seas. Segitiga terumbu karang merupakan istilah geografis untuk menyebut perairan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste yang kaya akan terumbu karang. Negara-negara tersebut apabila dihubungkan memang akan membentuk segitiga dengan luas kurang lebih 75.000 km2. Kurang lebih 75% spesies terumbu karang yang ada di dunia terdapat di kawasan ini. Ancaman kerusakan terumbu karang yang melanda kawasan tersebut mendorong beberapa Negara yang terlibat untuk memecahkan masalah tersebut pada 11-15 Mei 2009.

12.  Kerusakan terumbu karang karena manusia.

Terumbu karang merupakan anugerah terbesar di bidang kelautan bagi Indonesia. Banyak perilaku manusia yang merusak terumbu karang antara lain:
v  Penggunaan bahan peledak, racun, dan trawl saat menangkap ikan.
v  Pembangunan wilayah pesisir dan pembuangan limbah ke laut yang menyebabkan pemutihan terumbu karang.
v  Tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, dan limbah pelabuhan, menyebabkan pencemaran air laut.
v  Penangkapan ikan secara berlebih yang menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.
v  Kegiatan penyelaman yang kurang dibekali pengetahuan tentang kelautan dapat merusak terumbu karang.
v  Kerusakan ekosistem di darat menyebabkan masuknya sedimen dan lumpur ke laut.
v  Penggunaan jangkar oleh kapal yang berada di tengah laut.
v  Penambangan karang untuk bahan bangunan.

13.  Kerusakan Terumbu Karang karena Alam.

Faktor-faktor alam yang menyebabkan kerusakan reumbu karang antara lain:
v  Ledakan populasi binatang bulu seribu (Acanthaster planci).
v  Terjadinya Tsunami, El Nino, dan letusan gunungapi laut.

14.  Dampak Pemanasan Global bagi Terumbu Karang.

Perubahan lingkungan alam global dan iklim dunia menyebabkan suhu air laut mengalami kenaikan. Kenaikan suhu 2-30 C menyebabkan fenomena coral bleaching atau karang yang berubah menjadi putih. Ketika terjadi kenaikan suhu air laut, zooxanthellae yang hidup dalam jaringan polip karang akan keluar, sehingga karang menjadi putih dan akan mati.




15.  Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang.

Dampak kerusakan ekosistem terumbu karang menyebabkan kerugian besar bagi manusia, baik secara ekologis, edukatif, maupun ekonomis. Dampak tersebut antara lain:
v  Populasi ikan di Indonesia mengalami penurunan drastic karena kerusakan ekosistem terumbu karang.
v  Pesisir pantai terancam abrasi karena katiadaan benteng yang melindunginya dari amukan gelombang.
v  Keindahan terumbu karang dan taman laut dengan keanekaragaman biotanya akan tinggal kenangan apabila tidak ada upaya penyelamatan yang intensif.



16.  COREMAP.
Indonesia merupakan laboratorium keanekaragaman hayati laut yang terbesar di dunia. Kerusakan terumbu karang di Indonesia telah mencapai 30%. Oleh karena itu, pemerintah memprakarsai berdirinya Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP).
Tujuan utama COREMAP adalah melindungi, merehabilitasi, dan mengelola pemanfaatan secara lestari ekosistem terumbu karang. COREMAP secara resmi berdiri pada 1 September 1998. Program tahap pertama COREMAP (1998-2004) dilaksanakan di Kepulauan Riau, Sikka (NTT), Selayar (Sulawesi Selatan),Biak (Papua), Lease-Ambon (Maluku), dan Kupang (NTT). Program tahap kedua COREMAP (2004-2009) menggunakan moto ”Terumbu Karang Sehat, Ikan Berlimpah”.

17.  Pengendalian Kerusakan Terumbu

Amulasi dari berbagai factor penyebab kerusakan terumbu karang di Indonesia menyebabkan kondisi kritis pada beberapa terumbu karang.
Pencegahan dan Penanggulangan dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
v  Masyarakat diberdayakan agar memahami pentingnya terumbu karang dan manfaat yang dapat dipetik dari terumbu karang yang lestari.
v  Masyarakat dilibatkan dalam hal budi daya, pariwisata, dan pengembangan usaha kerajinan tangan. Bahkan masyarakat pesisir dilibatkan sebagai pengamat terumbu karang yang bertugas menyampaikan informasi apabila ada kerusakan.
Kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan terumbu karang perlu dipantau oleh yang berkompeten, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Upaya pemulihan dilakukan dengan menetapkan zonasi dan rehabilitasi.
18.  Ecoreef.

Menurut data LIPI pada 2000 ditemukan 41,78%  terumbu karang rusak, 28,30% dalam keadaan sedang, 23,72% dalam keadaan baik, dan 6,20% dalam keadaan sangat baik. Upaya penyelamatan dilakukan dengan Restorasi. Restorasi dapat dilakukan dengan membuat ecoreef. Hasil penelitian terumbu karang yang dilestarikan dengan ecoreef sungguh mengagumkan. Dari 138 modul yang ditanam mampu menghasilkan 5.626 karang baru yang sebagian besar menempel pada bagian cabang ecoreef.

19.  Tranplatasi Karang.

Alternatif untuk merestorasi terumbu karang adalah menggunakan teknik tranplatasi karang. Tranplatasi karang bertujuan untuk menambah karang dewasa ke dalam polpulasi untuk meperkaya larva. Tranplatasi karang dapat dilakukan menggunakan kerangka besi dan jarring tempat substrat.




20.  Pelestarian Terumbu Karang.

Penyelamatan terumbu karang merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Pemuda Indonesia harus mempunyai visi global dan bertindak lokal. Artinya, mereka harus memiliki kepedulian dan keprihatinan terhadap perubahan lingkungan alam yang kini melanda dunia. Hal yang harus segera dilakukan pemuda adalah pemuda adalah mencoba memahami potensi terumbu karang yang ada di lingkungannya.