TUGAS
BAHASA INDONESIA
MERINGKAS
BUKU ILMU PENGETAHUAN POPULER BERJUDUL
“TERUMBU
KARANG”
Penulis : Dr. Adhyaksa Dault, M.Si.
Cetakan : Pertama tahun 2009
Penerbit : PT Citra Aji Parama
Penyusun
:
Kelompok
II
Amalia Uswatun Khasanah (VIIIB/01)
Amin Nur Annisa (VIIIB/02)
Senza Fiorensa (VIIIB/16)
Sons Bima Nusantara (VIIIB/19)
Widyaningsih (VIIIB/22)
Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3 Purworejo
Jalan
Mardihusada 3 Kutoarjo, 54212
Tahun
Pelajaran 2012/2013
Kata Pengantar
Beribu
kata syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan, dicurahkan, dan disemaikankan-Nya kepada penyusun,
sehingga penyusun dapat menyelasaikan tugas ini dengan lancar dan tanpa
halangan di sepanjang proses penyusunannya.
Banyak pihak yang telah turut serta
membantu penyusun dalam penyusunan tugas ini melalui saran, opini, ataupun
bantuan lain yang sangat berharga dan bermanfaat. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga
tercinta, yang selalu mendukung dan memotivasi saya,
2. Bapak
Wijatmoko, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia anugrah dari Allah SWT
sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang baik dan siap memberikan keterangan dan saran,
3. teman-teman
di kelas VIII B,
4. dan
pihak-pihak lain yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Penyusun
menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam tugas ini. Untuk itu, penyusun mohon
maaf dan menerima dengan lapang hati komentar, saran, ataupun kritik yang
konstruktif dari pembaca.
Semoga
laporan ini dapat berguna bagi siswa pada umumnya dan pembaca-pembaca.
Purworejo, Februari 2013
Penyusun
Daftar
Isi
COVER
…………………………………………………………………………. i
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………. ii
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………… iii
1. Kekayaan Laut Indonesia
……………………………………………… 1
2. Mengenal Terumbu Karang
…………………………………………… 1
3. Ekosistem Terumbu Karang
…………………………………………… 1
4. Proses Terbentuknya Terumbu Karang
………………………………. 2
5. Perkembangbiakan Terumbu Karang
………………………………… 2
6. Tempat Hidup Terumbu Karang
…………………………………….... 2
7. Jenis Terumbu Karang
…………………………………………………. 3
8. Tipe Terumbu Karang
………………………………………………….. 4
9.
Manfaat
Terumbu Karang …………………………………………..…. 4
10. Indonesia Sebagai Pusat Terumbu
Karang Dunia ………………..….. 4
11. Segitiga Terumbu Karang
………………………………………..…….. 5
12. Kerusakan terumbu karang karena
manusia …………………..…….. 5
13. Kerusakan Terumbu Karang karena
Alam ………………………….. 5
14. Dampak Pemanasan Global bagi
Terumbu Karang ………………..... 6
15. Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu
Karang ………………..….. 6
16. COREMAP ………………………………………………………..…….. 6
17. Pengendalian Kerusakan Terumbu …………………………..……….. 7
18. Ecoreef
…………………………………………………………..……….. 7
19. Tranplatasi Karang
…………………………………………..…………. 7
20. Pelestarian Terumbu Karang
……………………………..……………. 8
Judul
Buku : Terumbu Karang
Penulis : Dr. Adhyaksa Dault,
M.Si.
Cetakan : Pertama Tahun 2009
Penerbit : PT Citra Aji Parama
Ringkasan
Buku :
1. Kekayaan Laut Indonesia.
Indonesia
adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Pulau-pulau di Indonesia berjumlah
17.504 dengan garis pantai terpanjang di dunia, yakni 81.000 km. Luas laut
Indonesia mencapai 5,8 juta km2.
Beberapa
hal yang berkaitan dengan terumbu karang diperlukan untuk menambah informasi,
pengetahuan, dan kecintaan pada kekayaan laut. Diharapkan dengan upaya simultan
yang dilakukan semua pihak, terumbu karang “menghasilkan” ikan. Lebih banyak
terumbu karang berarti lebih banyak ikan.
2. Mengenal Terumbu Karang.
Terumbu
karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Terumbu karang menghasilkan
berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan kerang mutiara.
Terumbu
karang adalah sekumpulan polip hewan karang yang bersimbiosis dengan
zooxanthellae (Alga bersel satu yang hidup di polip karang).
Kelestarian
kehidupan terumbu karang akan menjamin kelangsungan hidup seluruh biota di dasar laut. Pelestarian dan penyelamatan
terumbu karang harus menjadi perhatian dan prioritas pembangunan bidang
kelautan Nusantara.
3. Ekosistem Terumbu Karang.
Terumbu
karang merupakan ekosistem laut yang sangat kompleks. Terumbu karang merupakan
gudang keanekaragaman hayati laut yang sangat menguntungkan manusia.
Ekosistem
terumbu karang dibangun oleh biota laut. Biota ini meliputi hewan karang
penghasil kapur/kalsium karbonat (CaCO3), alga berkapur, organisme
lain yang mengeluarkan kapur, dan beragam plankton dan nekton.
4. Proses Terbentuknya Terumbu Karang.
Terumbu
karang tergolong struktur hidup yang terbesar di dunia. Perlu waktu berjuta
tahun untuk sampai ke bentuk terumbu karang yang seperti sekarang.
Hewan
karang batu yang tergolong scleractinia dengan kerangka terbuat dari bahan
kapur adalah pembentukan utama ekosistem terumbu karang.
Simbiosi
mutualisme terjadi karena zooxanthellae melalui fotosintesis menghasilkan
energi dan oksigen yang dibutuhkan hewan karang.
Hewan
karang hanya mampu membentuk karang setinggi 1 cm selama satu tahun.
5. Perkembangbiakan Terumbu Karang.
Perkembangbiakan
karang dilakukan dengan dua cara, yaitu reproduksi aseksual dan seksual.
Reproduksi
seksual terjadi pada saat sel telur menghasilkan larva (planula).
Siklus
reproduksi karang:
1. Telur
dan sperma dilepaskan ke kolom perairan, fertilisasi menjadi zigot terjadi di
permukaan air.
2. Zigot
berkembang menjadi planula kemudian mengikuti pergerakan air. Bila menemukan
dasaran yang sesuai, planula akan menempel di dasaran tersebut.
3. Planula
akan tumbuh menjadi polip, terjadi klasifikasi membentuk koloni karang, tetapi
karang soliter tidak membentuk koloni.
6. Tempat Hidup Terumbu Karang.
Terumbu
karang tidak dapat hidup di sembarang tempat. Pertumbuhan terumbu karang sangat
ditentukan oleh suhu dan salinitas air laut.
Terumbu
karang hanya dapat hidup secara optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan
23-250C dengan salinitas normal 32-35 %.
Perkembangan
terumbu karang juga ditentukan oleh penetrasi sinar matahari dan besar tidaknya
gelombang. Penyinaran matahari yang dapat masuk hingga kedalaman ideal 25 m dan
maksimal 75 m akan membantu terumbu karang berfotosintesis.
Terumbu
karang lebih suka hidup di perairan dengan arus gelombang yang besar karena
dapat menyuplai air segar, oksigen, dan plankton. Tetapi gelombang yang terlalu
besar seperti tsunami justru akan merusak terumbu karang.
Berdasarkan
letaknya, terumbu karang dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Fore
reef yang berhadapan langsung dengan laut lepas.
2. Reef
flat di perairan yang relatif dangkal dan terkena sinar matahari.
3. Back
reef terletak di belakang reef flat.
7. Jenis Terumbu Karang.
Secara
garis besar karang terbagi menjadi dua jenis, yaitu karang lunak dan karang
keras/batu.
Karang
lunak yang berbentuk seperti tanaman tidak bersimbiosis dengan alga. Karang
keras dibentuk oleh zat kapur yang dihasilkan oleh polip. Karang keras
bersimbiosis dengan alga.
Ragam
terumbu karang yang hidup dan berkembang di laut:
1. Acropora
cervicornis, jenis terumbu karang yang tersusun dari cabang-cabang silindris
berbentuk pipa.
2. Acropora
elegantuna, jenis terumbu karang yang berbentuk seperti semak.
3. Acropora
acuminate, bercabang dan ujung cabangnya lancip.
4. Acropora
micropthalma, terumbu karang yang luas koloninya dapat mencapai 2 m2.
5. Acropora
millepora, jenis terumbu karang yang berbentuk bantalan dengan cabang pendek
seragam.
6. Acropora
rosaria, berbentuk semak dan pada cabang utama mempunyai cabang sekunder.
7. Acropora
latistella, jenis terumbu karang yang berbentuk korimbosa atau bergumpal.
8. Tipe Terumbu Karang.
Berdasarkan
proses terbentuknya:
v Terumbu
karang tepi (fringing reef), yaitu terumbu karang yang tumbuh di pesisir pantai
pulau-pulau besar.
v Terumbu
karang penghalang (barrier reef), yaitu terumbu karang yang terletak jauh di
lepas pantai dan di pisahkan oleh laut dengan kedalaman hingga 75 m.
v Terumbu
karang datar (patch reef), yaitu terumbu karang yang berbentuk lingkaran dan
muncul di belakang karang penghalang.
v Terumbu
karang cincin/atol (atoll), yaitu terumbu karang yang terbentuk dari
tenggelamnya pulau vulkanik.
Berdasarkan
bentuk koloninya:
v Tipe
padat.
v Tipe
bercabang.
v Tipe
daun.
v Tipe
meja.
9. Manfaat Terumbu Karang.
Terumbu
karang potensial dijadikan sumber protein bagi masyarakat maupun mata
pencaharian bagi nelayan. Selain itu, terumbu karang mampu menahan dan mencegah
energi gelombang laut. Abrasi dan kerusakan pesisirpun dapat terhindarkan
apabila terumbu karang terawatt baik.
Kandungan
bahan kimia dalam terumbu karang dapat dijadikan bahan pembuat obat-obatan dan
kosmetik bagi manusia. Bagi para peneliti, beragam ikan dan organisme laut, dan
zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang dapat dijadikan laboratorium
laut.
10. Indonesia Sebagai Pusat Terumbu
Karang Dunia.
Terumbu
karang yang ada di dunia memiliki luas kurang lebih 617.000 km2.
Terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia berada di sekitar Sulawesi,
Bali dan Lombok, Papua, Pulau Jawa, Kepulauan Riau, dan pantai Barat Sumatra.
Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat merupakan kepulauan dengan jumlah jenis
terumbu karang tertinggi di dunia. Kurang lebih 75%.
11. Segitiga Terumbu Karang.
Segitiga
Terumbu Karang (The Coral Triangel) sangat popular dan sering disebut Amazon of
the Seas. Segitiga terumbu karang merupakan istilah geografis untuk menyebut
perairan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan
Timor Leste yang kaya akan terumbu karang. Negara-negara tersebut apabila
dihubungkan memang akan membentuk segitiga dengan luas kurang lebih 75.000 km2.
Kurang lebih 75% spesies terumbu karang yang ada di dunia terdapat di kawasan
ini. Ancaman kerusakan terumbu karang yang melanda kawasan tersebut mendorong
beberapa Negara yang terlibat untuk memecahkan masalah tersebut pada 11-15 Mei
2009.
12. Kerusakan terumbu karang karena
manusia.
Terumbu
karang merupakan anugerah terbesar di bidang kelautan bagi Indonesia. Banyak
perilaku manusia yang merusak terumbu karang antara lain:
v Penggunaan
bahan peledak, racun, dan trawl saat menangkap ikan.
v Pembangunan
wilayah pesisir dan pembuangan limbah ke laut yang menyebabkan pemutihan
terumbu karang.
v Tumpahan
minyak, pembuangan bangkai kapal, dan limbah pelabuhan, menyebabkan pencemaran
air laut.
v Penangkapan
ikan secara berlebih yang menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu.
v Kegiatan
penyelaman yang kurang dibekali pengetahuan tentang kelautan dapat merusak
terumbu karang.
v Kerusakan
ekosistem di darat menyebabkan masuknya sedimen dan lumpur ke laut.
v Penggunaan
jangkar oleh kapal yang berada di tengah laut.
v Penambangan
karang untuk bahan bangunan.
13. Kerusakan Terumbu Karang karena
Alam.
Faktor-faktor
alam yang menyebabkan kerusakan reumbu karang antara lain:
v Ledakan
populasi binatang bulu seribu (Acanthaster planci).
v Terjadinya
Tsunami, El Nino, dan letusan gunungapi laut.
14. Dampak Pemanasan Global bagi
Terumbu Karang.
Perubahan
lingkungan alam global dan iklim dunia menyebabkan suhu air laut mengalami
kenaikan. Kenaikan suhu 2-30 C menyebabkan fenomena coral bleaching
atau karang yang berubah menjadi putih. Ketika terjadi kenaikan suhu air laut,
zooxanthellae yang hidup dalam jaringan polip karang akan keluar, sehingga
karang menjadi putih dan akan mati.
15. Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu
Karang.
Dampak
kerusakan ekosistem terumbu karang menyebabkan kerugian besar bagi manusia,
baik secara ekologis, edukatif, maupun ekonomis. Dampak tersebut antara lain:
v Populasi
ikan di Indonesia mengalami penurunan drastic karena kerusakan ekosistem
terumbu karang.
v Pesisir
pantai terancam abrasi karena katiadaan benteng yang melindunginya dari amukan
gelombang.
v Keindahan
terumbu karang dan taman laut dengan keanekaragaman biotanya akan tinggal
kenangan apabila tidak ada upaya penyelamatan yang intensif.
16. COREMAP.
Indonesia
merupakan laboratorium keanekaragaman hayati laut yang terbesar di dunia.
Kerusakan terumbu karang di Indonesia telah mencapai 30%. Oleh karena itu,
pemerintah memprakarsai berdirinya Coral Reef Rehabilitation and Management
Program (COREMAP).
Tujuan utama COREMAP adalah melindungi,
merehabilitasi, dan mengelola pemanfaatan secara lestari ekosistem terumbu
karang. COREMAP secara resmi berdiri pada 1 September 1998. Program tahap
pertama COREMAP (1998-2004) dilaksanakan di Kepulauan Riau, Sikka (NTT),
Selayar (Sulawesi Selatan),Biak (Papua), Lease-Ambon (Maluku), dan Kupang
(NTT). Program tahap kedua COREMAP (2004-2009) menggunakan moto ”Terumbu Karang
Sehat, Ikan Berlimpah”.
17. Pengendalian Kerusakan Terumbu
Amulasi
dari berbagai factor penyebab kerusakan terumbu karang di Indonesia menyebabkan
kondisi kritis pada beberapa terumbu karang.
Pencegahan dan Penanggulangan dilakukan
dengan berbagai cara sebagai berikut:
v Masyarakat
diberdayakan agar memahami pentingnya terumbu karang dan manfaat yang dapat
dipetik dari terumbu karang yang lestari.
v Masyarakat
dilibatkan dalam hal budi daya, pariwisata, dan pengembangan usaha kerajinan
tangan. Bahkan masyarakat pesisir dilibatkan sebagai pengamat terumbu karang
yang bertugas menyampaikan informasi apabila ada kerusakan.
Kegiatan
masyarakat yang berkaitan dengan terumbu karang perlu dipantau oleh yang
berkompeten, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Upaya pemulihan
dilakukan dengan menetapkan zonasi dan rehabilitasi.
18. Ecoreef.
Menurut
data LIPI pada 2000 ditemukan 41,78%
terumbu karang rusak, 28,30% dalam keadaan sedang, 23,72% dalam keadaan
baik, dan 6,20% dalam keadaan sangat baik. Upaya penyelamatan dilakukan dengan
Restorasi. Restorasi dapat dilakukan dengan membuat ecoreef. Hasil penelitian
terumbu karang yang dilestarikan dengan ecoreef sungguh mengagumkan. Dari 138
modul yang ditanam mampu menghasilkan 5.626 karang baru yang sebagian besar
menempel pada bagian cabang ecoreef.
19. Tranplatasi Karang.
Alternatif
untuk merestorasi terumbu karang adalah menggunakan teknik tranplatasi karang.
Tranplatasi karang bertujuan untuk menambah karang dewasa ke dalam polpulasi
untuk meperkaya larva. Tranplatasi karang dapat dilakukan menggunakan kerangka
besi dan jarring tempat substrat.
20. Pelestarian Terumbu Karang.
Penyelamatan
terumbu karang merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Pemuda Indonesia
harus mempunyai visi global dan bertindak lokal. Artinya, mereka harus memiliki
kepedulian dan keprihatinan terhadap perubahan lingkungan alam yang kini
melanda dunia. Hal yang harus segera dilakukan pemuda adalah pemuda adalah
mencoba memahami potensi terumbu karang yang ada di lingkungannya.